Selamat datang di halaman Atase Pendidikan KBRI London. Anda dapat menemukan informasi tentang studi di Inggris dan Irlandia (untuk pelajar Indonesia) serta belajar di Indonesia (untuk pelajar asing) di sini.
Duties of Education and Culture Attaché (Tugas Atase Pendidikan dan Kebudayaan London): (based on Decision of the Minister of National Education of Indonesia no. 385/RMS/MPN/2010 dated 2 Dec 2010)
Increasing cooperation in the fields of education, culture, research, science and technology between the two countries.
Maintaining Indonesian language and cultural education in the UK.
Making recommendations on national education policies based on observations of recent developments in the fields of education, culture, research, science and technology in the UK.
Attending meetings and seminars on education, culture, research, science and technology in his/her accredited territory.
Engaging the Indonesian community in the UK, especially Indonesian students, increasing their nationalism and encouraging them to introduce Indonesia more to the people in the UK.
Conducting programme of activities according to the prevailing rules and regulations.
Delivering periodic and annual reports to the Ministry of National Education in Jakarta.
London, 28 Mei, 2022 – Konsorsium penelitian yang terdiri dari Prof. Juliana Sutanto dan Prof. Joao Baptista dari Lancaster University di Inggris, Dr. Wahyu Wilopo dari Universitas Gadjah Mada di Indonesia, dan Dr. Flavio Horita dari Federal University of ABC dan Climatempo dari Brazil, melaporkan temuan awal mereka tentang pemantauan, pencegahan dan penanggulangan bencana alam di Indonesia dan Brazil. Hybrid knowledge-sharing workshop yang diselenggarakan oleh KBRI Inggris Raya pada tanggal 28 Juli 2022 ini berfokus pada peran pengetahuan lokal dalam prediksi dan mitigasi bencana alam, khususnya dua bencana alam yang serupa di Indonesia dan Brazil, yaitu banjir dan tanah longsor.
Lembaga pemantauan dan tanggap bencana, praktisi, dan peneliti dari Indonesia dan Brazil dengan antusias mengikuti workshop yang juga melibatkan perwakilan dari Kedutaan Besar Brazil untuk Inggris Raya.
Di antara tantangan utama pemantauan bencana banjir dan tanah longsor di Indonesia adalah kurangnya anggaran operasional dan maintenance. Dr. Wilopo menyoroti pentingnya pemantauan bencana yang diprakarsai oleh masyarakat di desa rawan becana dan didanai oleh pemerintah desa. Dr. Wilopo menambahkan bahwa hal ini meningkatkan rasa memiliki terhadap sistem pemantauan bencana desa. Di sisi lain, salah satu tantangan utama di Brasil adalah kurangnya feedback dari masyarakat kepada lembaga pemantau bencana. Dr. Horita berkomentar tanpa feedback dari masyarakat, sulit untuk membuat penyesuaian pada sistem pemantauan bencana karena Brasil adalah sebuah negara besar dan memiliki konteks lokal yang bervariasi dengan threshold dan skenario yang beragam. Prof. Sutanto dan Prof. Baptista berharap knowledge-sharing workshopini dapat membuka jalan bagi interaksi antar instansi, praktisi, dan peneliti yang bekerja di kedua negara, terutama karena tantangan di satu negara telah berhasil diatasi di negara lain.
A knowledge-sharing workshop on “Embedding Local Insights in Decision Making for Flood and Landslide’s Early Warning” paved the way for interactions across agencies, practitioners, and researchers working in Indonesia and Brazil.
London, 28th May 2022 –The Embassy of Indonesia for the United Kingdom hosted a hybrid workshop on Thursday, 28th July 2022 for a research consortium, that included Prof. Juliana Sutanto and Prof. Joao Baptista from Lancaster University in UK, Dr. Wahyu Wilopo from Universitas Gadjah Mada in Indonesia, and Dr. Flavio Horita from Federal University of ABC and Climatempo from Brazil, to report their early findings on disaster monitoring, prevention and response in Indonesia and Brazil. The workshop focused on the role of local information in the prediction and mitigation of natural disasters, in particular two common natural disasters across the two countries, floods and landslide.
Disaster monitoring and response agencies, practitioners, and researchers from Indonesia and Brazil enthusiastically participated in the workshop, which also involved representation from the Embassy of Brazil for the United Kingdom.
Among the key challenges of flood and landslide disasters monitoring in Indonesia are lack of operational and maintenance budgets. Dr. Wilopo highlighted the importance of community-initiated disaster monitoring funded by village governments. Dr. Wilopo added that this increases a sense of ownership of the village disaster monitoring system. On the other hand, among the key challenges in Brazil are the lack of feedback from the community to the disaster monitoring agency. Dr. Horita remarked without community feedback, it is difficult to make adjustments on the disaster monitoring system as Brazil is “[a] huge country, [and has] different contexts, diverse thresholds, and scenarios”.
Prof. Sutanto and Prof. Baptista hope that this knowledge-sharing workshop can pave the way for knowledge sharing across agencies, practitioners, and researchers working in the two countries as the challenges in one country have successfully been overcome in another country.
London, 21 Mei 2022 – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London bekerja sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur menggelar program Diplomat Mengajar untuk mendukung pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar, khususnya di program studi Hubungan Internasional (HI).
Program ini dibingkai dalam satu tema besar “Strengthening Indonesia’s position in International Diplomatic in Relations with the United Kingdom”, dan merupakan perkuliahan interaktif yang diampu bersama oleh para dosen dari tiga universitas dan para diplomat yang bertugas di KBRI London. Perkuliahan dilaksanakan secara daring dan dibagi menjadi empat kali tatap muka dengan tema berbeda, yaitu: Indonesia’s Strategic Relations with United Kingdom: Opportunity and Challenges, Negotiating British Climate Action and Indonesia’s Perspective on Climate Change, Promoting Islam and Tolerance in the UK, dan Contemporary Global Geopolitics: Indopacific.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI London, Khairul Munadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). “Program ini mempertemukan perspektif teoritis dan praktis. Setiap tema akan didekati dengan penjelasan konsep teoritis yang disampaikan oleh dosen, sekaligus penjelasan praktisnya yang disampaikan oleh diplomat dari fungsi terkait di KBRI London,” terangnya. “Dengan begitu, mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif karena ada perpaduan antara teori dan praktik,” ungkap Khairul seraya berharap kegiatan sejenis dapat meningkatkan minat keikutsertaan perguruan tinggi maupun Perwakilan RI lainnya.
Pelaksanaan program Diplomat Mengajar diawali dengan kegiatan kick-off dan kuliah perdana yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (18/5). Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR, Bagong Suyanto, menyampaikan apresiasi serta harapannya agar kegiatan ini dapat terus dilanjutkan pada tahun akademik berikutnya dan melibatkan lebih banyak kampus di Indonesia. “Sebuah kehormatan bagi kami, KBRI London berkenan memperkuat proses belajar-mengajar dan berbagi pengalaman praktis dengan para dosen dan mahasiswa HI di Jawa Timur. Semoga interaksi ini terus berlanjut dan berkembang,” tekan Bagong.
Dalam laporan singkatnya, Siti Rokhmawati Susanto selaku Ketua Departemen HI, FISIP UNAIR, menyampaikan bahwa program diplomat mengajar ini akan menghasilkan sebuah prosiding ber-ISBN yang menampung karya tulis tentang hubungan strategis Indonesia-Inggris dari para peserta dan pengampu mata kuliah. “Peserta program nantinya akan melakukan pendalaman dari materi yang diberikan dan menuangkannya dalam artikel ilmiah yang dikompilasi menjadi prosiding. Prosiding ini diharapkan tidak hanya sebatas publikasi saja, namun dapat menjadi sebuah referensi dan masukan dalam upaya meningkatkan hubungan strategis Indonesia-Inggris,” jelas Siti Rokhmawati Susanto.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Chief of Mission (DCM) KBRI London, Khasan Ashari, menyampaikan apresiasi atas partisipasi ketiga universitas dalam progam ini. “Ini merupakan bentuk kontribusi KBRI London dalam memperkuat proses belajar-mengajar mahasiswa di Indonesia, khususnya dalam ranah diplomasi internasional. Terima kasih atas keterbukaan para dosen dan pimpinan universitas yang berkenan berkolaborasi,” ujar Khasan.
DCM Khasan turut menambahkan kiranya melalui kegiatan ini dapat memperkuat hubungan strategis kedua negara sekaligus baik langsung maupun tidak langsung dapat memperkuat hubungan strategis Indonesia dan Inggris.
Dalam kesempatan yang sama, dosen departemen Hubungan Internasional (HI) UNAIR Fadhilah Inas Pratiwi turut menyampaikan materi kuliah perdana melalui topik United Kingdom on Indo-Pacific Strategy: in relations with Southeast Asia.
Kuliah perdana dihadiri lebih dari 150 peserta, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari UNAIR, UINSA, UPN Veteran Jawa Timur, dan beberapa kampus lainnya. Peserta sangat antusias dan menyambut baik model perkuliahan yang ditawarkan. Antusiasme tersebut tercermin dari ragam pertanyaan yang menyentuh opini publik terhadap relasi kerjasama Indonesia-Inggris, hambatan dan tantangan diplomasi post-Brexit, hingga perdagangan alutsista. “Kuliah ini sangat menarik karena contoh praktis yang diberikan oleh narasumber, khususnya bapak Khasan, sangat konkrit dan relevan, sehingga memberikan gambaran lengkap, jelas, mudah dimengerti,” pungkas Lucia, salah satu mahasiswa UNAIR yang juga memoderatori acara.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri Youtube: KEMENDIKBUD RI Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 256/sipers/A6/V/2022
London, 29 April 2022 — Pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London terus perkuat bahasa Indonesia di pentas dunia. Hal tersebut mengemuka pada Webinar Internasionalisasi Bahasa Indonesia yang diselenggarakan KBRI di London, Inggris/United Kingdom (UK), pada Rabu (27/4). Pada kesempatan ini juga turut diluncurkan buku berjudul “Bahasa Indonesia untuk Bahasa ASEAN” inisiasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) UK.
Duta Besar Republik Indonesia di London, Desra Percaya, mengapresiasi inisiatif PPI-UK yang menghasilkan karya buku berjudul “Bahasa Indonesia untuk Bahasa ASEAN”. Buku tersebut menampung gagasan dua belas penulis tentang alasan bahasa Indonesia layak dipertimbangkan sebagai bahasa resmi ASEAN. Para penulisnya sendiri berasal dari berbagai negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, dan Thailand. Mereka memotret kelayakan dari berbagai sudut pandang sejarah, politik dan ekonomi, serta aspek linguistik
“Ini merupakan kontribusi penting rekan-rekan PPI-UK dalam membantu KBRI menjalankan diplomasi kebahasaan sebagai upaya memperkuat bahasa Indonesia di pentas dunia,” ungkap Dubes Desra dalam sambutan sekaligus meluncurkan buku tersebut.
Pelaksanaan webinar internasionalisasi bahasa Indonesia menghadirkan tiga narasumber dengan sudut pandang berbeda, yakni Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) , E. Aminuddin Aziz, Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Teuku Faizasyah, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih.
Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek menyampaikan peluang dan tantangan dalam menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, antara lain masih lemahnya sinergi antar pemangku kepentingan dan beragamnya sikap bahasa para pelaku diplomasi bahasa dan pemangku kepentingan. “Dalam dua tahun terakhir banyak pihak melakukan berbagai upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia, namun masih sektoral dan dilakukan secara terpisah. Untuk menguatkan posisi Bahasa Indonesia diperlukan sinergi semua sektor dan antaraktor diplomasi bahasa,” tegas Aminuddin.
Terkait usulan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN, Aminuddin menawarkan “strategi lompatan katak”, yaitu mencari lompatan lain atau arena lain yang lebih luas untuk memperkenalkan Bahasa Indonesia ke dunia internasional. Namun langkah ini perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
Sementara itu, Teuku Faizasyah, dalam penyampaiannya melalui rekaman video menegaskan bahwa upaya internasionalisasi bahasa Indonesia merupakan perwujudan jati diri dan upaya meningkatkan daya saing bangsa. “Bahasa Indonesia juga sebagai salah satu aset daya lunak atau soft power Indonesia yang dapat dimanfaatkan dalam diplomasi publik,” ungkap Faizasyah. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Luar Negeri dimana diplomasi Indonesia dituntut untuk anticipate, adaptive, dan agile. Faizasyah juga mengharapkan partisipasi masyarakat dengan menjadikan dan meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri menyoroti tantangan internal dalam internasionalisasi Bahasa Indonesia, dengan munculnya bahasa gaul yang digunakan dalam pergaulan di masyarakat. Hal ini dikhawatirkan Fikri dapat menghilangkan identitas ke-Indonesian. Ia mendorong agar Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dimanfaatkan untuk penguatan internasionalisasi. “Sudah saatnya para pekerja asing yang akan bekerja di Indonesia dipersyaratkan memperoleh sertifikat UKBI. Demikian pula untuk proses naturalisasi warga asing,” imbuhnya.
“Upaya menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupakan sebuah keputusan bersama DPR RI dan pemerintah. Komisi X mendorong penerapan Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa pengantar dalam proses pendidikan maupun sebagai pelajaran wajib dalam kurikulum,” jelas Fikri.
Mendukung strategi lompatan katak yang ditawarkan Aminuddin, Fikri mendorong agar Bahasa Indonesia diajukan sebagai bahasa internasional ke PBB. Ia juga berharap agar Kemendikbudristek lebih gencar mengkampanyekan program literasi bahasa. “Bila perlu semangat Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing, diperkuat dengan payung hukum,” tegas Fikri.
Webinar Internasionalisasi Bahasa Indonesia yang didukung PPI-UK, Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia (APPBIPA) Inggris ini juga menghadirkan tiga orang penanggap. Kepala Divisi Internasionalisasi Bahasa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Faizin, mengapresiasi inisiatif KBRI London yang menghadirkan tiga narasumber dari sektor berbeda namun sangat terkait.
Menurut Faizin, seorang pengajar BIPA juga dapat berperan menjadi seorang pelaku diplomasi. “Para pengajar BIPA perlu dibekali dengan kecakapan diplomasi seperti pemahaman terhadap diplomasi lunak, dan geopolitik Indonesia, sehingga dapat turut berperan dalam percepatan internasionalisasi bahasa Indonesia,” ujar Faizin.
Faizin mengharapkan adanya peta jalan akselerasi internasionalisasi Bahasa Indonesia, mengingat upaya internasionalisasi bukan hal baru. “Berbicara internasionalisasi bukan hanya hajat Badan Bahasa Kemendikbudristek saja, namun hajat bersama seluruh warga negara. Perlu juga sinergi para pemangku kebijakan untuk upaya akselerasi internasionalisasi Bahasa Indonesia, “ tuturnya.
Penanggap kedua, dosen bahasa di King’s College London, Nick Andon, menyampaikan pentingnya belajar bahasa selain untuk tujuan komunikasi, juga untuk memperkaya kemampuan diri. “Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat layak untuk dijadikan bahasa di tingkat regional seperti ASEAN,” ujar Nick yang juga pemelajar BIPA di Inggris.
Ketersediaan peta jalan internasionalisasi Bahasa Indonesia juga ditegaskan oleh penanggap ketiga, seorang penulis dan sastrawan nasional, Rois Rinaldi. Dia mengingatkan agar pemerintah memberikan sebuah peta sehingga setiap pihak dapat memahami perannya masing-masing.
Secara terpisah, Atase pendidikan dan kebudayaan (Atdikbud) KBRI London, Khairul Munadi, berharap agar forum diskusi tersebut dapat menjadi pemantik terbangunnya strategi internasionalisasi Bahasa Indonesia yang lebih komprehensif dan implementatif. “Semoga para pihak dalam diplomasi kebahasaan dapat merumuskan kebijakan lintas sektoral yang menyinergikan peran antar aktor diplomasi, “ pungkas Khairul.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri Youtube: KEMENDIKBUD RI Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar #BahasaIndonesiaMendunia Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 223/sipers/A6/IV/2022
London, 13 April 2022 — Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris, Irlandia, dan International Maritime Organization (IMO), Desra Percaya, mengungkapkan bahwa Indonesia dan Inggris telah memiliki kerja sama bilateral bidang riset dan inovasi, terutama dalam hal penguatan transportasi berkelanjutan atau sustainable transportation.
“KBRI London mengapresiasi inisiatif pembangunan sistem layanan transportasi berbasis kendaraan bermotor listrik,” ucap Dubes Desra dalam Acara Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara University of Nottingham, Universitas Airlangga, PT Tekno Karya Nusa (NUJEK), dan PT Nagara Sains Ekosistem (Nagara) tentang transfer teknologi untuk percepatan elektrifikasi transportasi di Jawa Timur, Senin (11/4) secara daring.
Diharapkan Dubes Desra, kerja sama ini akan melahirkan pusat riset unggul yang dapat menyokong pembangunan infrastruktur kendaraan listrik di Jawa Timur. “Kami memohon agar Pemerintah Jawa Timur turut mendukung kolaborasi ini sehingga ekosistem riset yang berdampak luas bagi masyarakat dapat dijaga keberlangsungannya. KBRI London senantiasa siap mendukung kerja sama riset antara Inggris dan Indonesia. Semoga kerja sama ini dapat menawarkan keuntungan tekno-ekonomis kepada Indonesia, khususnya Jawa Timur,” ucap Dubes Desra.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, yang hadir dalam kesempatan ini, mengungkapkan bahwa kerja sama riset ini dapat meningkatkan daya saing dari industri-industri berbasis teknologi di Indonesia khususnya di Jawa Timur. NUJEK yang juga terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di dunia, berpotensi memberikan dampak yang luar biasa bidang green economy apabila inovasi dapat diterapkan.
“Transportasi berbasis last-mile connection yang ditawarkan oleh NUJEK merupakan tulang punggung mobilitas masyarakat. Jawa Timur telah berkomitmen memberikan insentif fiskal bagi pengguna dan pembeli kendaraan bermotor berbasis listrik. Lewat kerja sama ini, elektrifikasi transportasi akan diaplikasikan kepada industri penyedia last-mile connection seperti NUJEK,” ucap Emil. Adapun transportasi berbasis last-mile connection adalah moda transportasi yang langsung ke pengguna, yang memanfaatkan jarak dari tempat transit publik ke tempat tujuan, contohnya seperti ojek daring.
Pro-Vice Chancellor University of Nottingham, Robert Mokaya, mengungkapkan bahwa sustainable transportation adalah kunci bagi Indonesia dan Inggris dalam memenuhi Target Net Zero.
Pada kesempatan yang sama, Atase Pendidikan Dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi, mengharapkan agar kerja sama ini berdampak pada pemajuan riset nasional dan peningkatan ekonomi masyarakat. “Semoga menjadi model dalam membangun ekosistem riset nasional yang ditopang oleh triple helix: academic, business, and government,” imbuh Khairul.
Sementara itu, Chief Financial Officer NUJEK, Lukman Hakim, berujar bahwa NUJEK yang kini memiliki lebih dari 350 ribu pengguna amat menyambut baik kolaborasi lintas disiplin ini.
Perwakilan Board of Directors Nagara, Indarta Aji, menegaskan bahwa Nagara siap membantu menghilirisasi riset terkait teknologi kendaraan listrik dari universitas di Inggris dan Indonesia dan membantu penerapannya oleh industri strategis.
Wakil Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Miftahussurur, menyambut baik kerja sama ini. “Merupakan sebuah kehormatan bagi Unair untuk ambil bagian dalam kolaborasi ini,” tuturnya.
Sinergi transnasional antara Inggris dan Indonesia ini turut dimotori oleh akademisi diaspora Indonesia yang menjabat sebagai Asisten Profesor di University of Nottingham, Inggris, Bagus Muljadi. Merangkap sebagai Koordinator United Kingdom-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS), sebuah konsorsium tujuh universitas di Indonesia dan Inggris, Bagus menyatakan bahwa diaspora Indonesia memiliki peran sebagai katalis pertukaran ilmu pengetahuan antara Indonesia dan institusi di tempat masing-masing.
“Untuk mendukung pelaksanaan kerja sama ini, Dana Hibah RISPRO UKICIS yang baru saja diratifikasi oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dapat diakses oleh universitas-universitas di Indonesia yang ingin bekerja sama dengan institusi-institusi riset terbaik di Inggris,” ucap Bagus.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri Youtube: KEMENDIKBUD RI Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id Dapatkan informasi lengkap tentang Merdeka Belajar melalui: http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar #KampusMerdeka Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 188/sipers/A6/IV/2022
London, 30 Maret 2022 — Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia, dan International Maritime Organization (IMO), Desra Percaya, mengungkapkan salah satu prioritas kerja sama Indonesia dan Inggris adalah bidang pendidikan tinggi dan riset. “Salah satu entitas yang dapat mengisi dan menggerakkan kerja sama riset Indonesia-Inggris adalah para diaspora Indonesia yang berkarier di berbagai perguruan tinggi terkemuka di Inggris. Saya menyambut baik inisiatif Universitas Airlangga (Unair) dalam membangun kolaborasi riset dengan diaspora ilmuwan Indonesia yang ada di Inggris,” tutur Dubes Desra, Minggu (27/3).
Komitmen Unair untuk merealisasikan semangat Kampus Merdeka dan terus membuat ragam terobosan baru demi tercapainya visi sebagai World Class University, salah satunya diwujudkan dalam program Airlangga Research Matchmaking Session dengan diaspora Indonesia yang berada di Kerajaan Inggris (United Kingdom/UK).
Dijelaskan Rektor Unair, Mohammad Nasih, program ini merupakan wahana pertemuan antara peneliti UNAIR dengan diaspora Indonesia di Inggris yang memiliki latar belakang area riset yang sama dan diharapkan dapat berkolaborasi riset. Diaspora Indonesia yang terlibat berasal dari berbagai universitas terkemuka dunia yang berada di Inggris, seperti The University of Manchester, University of Leeds, Lancaster University, Imperial College London, University of Southampton, dan King’s College London.
Peluncuran program Airlangga Research Matchmaking digelar daring Kamis, (24/3), dan dibuka dengan sambutan Dubes Desra bersama Rektor Nasih. Turut hadir pula Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Inggris, Khairul Munadi, serta dua pembicara dari Unair, yakni Wakil Rektor Riset, Inovasi, dan Community Development, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, dan Iman Harymawan selaku Direktur Airlangga Global Engagement.
Diungkapkan Nyoman, peluncuran program Airlangga Research Matchmaking merupakan tindak lanjut pertemuan di awal 2022 untuk membuka kesempatan kolaborasi riset antara peneliti di Unair dengan diaspora Indonesia di Inggris berdasarkan kesamaan rumpun keilmuan.
“Kami juga mengapresiasi resposn positif dari para dekan dan direktur pascasarjana di Unair yang telah menindaklanjuti gagasan ini sehingga terkumpul sekitar 35 proposal riset yang melibatkan 18 diaspora Indonesia di Inggris bersama para peneliti yang berasal dari hampir seluruh fakultas di Unair,” ujar Nyoman.
Saat ini, dituturkan Nyoman, proposal riset yang telah masuk daftar seleksi terbagi ke dalam lima kategori, meliputi: Economics and Business, Social Sciences and Humanities, Analytics, Engineering, dan Medicine and Health Sciences.
Direktur Airlangga Global Engagement, Iman Harymawan, menjelaskan bahwa melalui program Airlangga Research Matchmaking, kolaborasi riset tidak saja menghasilkan publikasi Q1 dan/atau Top Tier tetapi juga kerja sama yang berkelanjutan baik secara akademik maupun nonakademik.
“Untuk mencapai target tersebut, tim penelitian yang beranggotakan satu Principal Investigator dari Unair, minimal satu anggota peneliti dari Unair dan minimal satu diaspora Indonesia di Inggris Raya ini, diharapkan memiliki latar belakang multidisiplin. Adanya kolaborasi riset dan publikasi bersama diharapkan juga dapat lebih memaksimalkan tawaran dana penelitian dari lembaga internasional,” ujar Iman.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI London, Khairul Munadi, menyampaikan bahwa pertukaran pengetahuan atau knowledge exchange dalam bidang riset dan inovasi antara Indonesia dan Inggris merupakan salah satu prioritas Kantor Atdikbud KBRI London.
“Semoga inisiatif kolaborasi dengan para diaspora ilmuwan Indonesia yang digagas Unair ini dapat diikuti oleh berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia,” pungkas Khairul.
Sebagai informasi, Universitas Airlangga merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Universitas Airlangga memiliki 15 fakultas dan satu sekolah pascasarjana dengan total 174 program studi yang terakreditasi nasional maupun internasional. Saat ini, Universitas Airlangga telah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai institusi terbaik di dunia yang tersebar baik di benua Eropa, Amerika, Asia, maupun Australia.*** (Atdikbud London/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)
Leeds, 30 Maret 2022— Mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan doktoral di luar negeri memiliki tanggung jawab dalam memecahkan persoalan bangsa. Mengingat sebagian besar permasalahan tersebut membutuhkan pemahaman dan pendekatan lintas ilmu (multidisipliner). Para mahasiswa tersebut diharapkan saling mengenal dan berkolaborasi.
Hal tersebut disampaikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi kepada para mahasiswa doktoral di Inggris. “Mahasiswa doktoral harus mampu memberikan kontribusi konkrit bagi Indonesia. Hal itu tidak dapat dilakukan bila melakukan riset sendirisendiri. Penting untuk saling bekerja sama dan berjejaring,” ujarnya Selasa (29/3).
Salah satu contoh permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah perubahan iklim. Hal tersebut tidak hanya membutuhkan solusi dari kajian ilmu lingkungan, namun juga ekonomi, sosial dan berbagai bidang ilmu lainnya.
Khairul mengatakan pelajar Indonesia di luar negeri, khususnya yang menempuh studi doktoral di Inggris harus saling bekerja sama dan memobilisasi potensi-potensi yang ada agar berdampak untuk Indonesia. Mahasiswa doktoral yang memiliki riset sejenis harus saling melakukan harmonisasi agar hasil risetnya memiliki dampak lebih besar.
Gatot Subroto, Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK), sebuah organisasi independen, yang mempersatukan seluruh mahasiswa doktoral Indonesia dari berbagai universitas di Inggris Raya, mengungkapkan bahwa mahasiswa Indonesia di luar negeri merupakan aset bangsa yang strategis.
“Biaya satu orang mahasiswa Indonesia untuk menyelesaikan doktoral di Inggris mencapai hingga Rp 6 miliar. Mayoritas kami dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Ini adalah sebuah investasi yang sangat besar. Oleh sebab itu, hasil risetnya harus berdampak signifikan pada negara,” ujarnya.
Oleh karena itu ratusan mahasiswa doktoral Indonesia di Inggris membentuk wadah DoctrineUK. Organisasi kemahasiswaan ini bertujuan mengumpulkan seluruh mahasiswa Indonesia doktoral di Inggris, agar hasil riset mereka terhubung satu dengan lainnya. Gatot, yang merupakan mahasiswa PhD di University College London, mengatakan organisasi tersebut juga memberikan dukungan agar seluruh mahasiswa doktoral Indonesia sukses menjalani studi. “Kami tidak ingin ada mahasiswa Indonesia yang menyendiri. Menjalani kuliah doktoral adalah hal yang sangat berat. Kita harus saling membantu,” ujar Gatot.
Dalam kesempatan yang sama Atdikbud memaparkan beberapa tugas pokok yang dilakukan termasuk mendokumentasikan akreditasi perguruan tinggi di Inggris. Untuk itulah para mahasiswa tersebut diharapkan dapat mengajukan surat keterangan akreditasi program studi. Dokumen ini dibutuhkan bagi mahasiswa yang program studinya belum terdaftar di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud-Ristek. “Universitas-universitas di Inggris memiliki standar kualitas yang sangat baik. Namun mereka tidak memiliki sistem akreditasi yang sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya para mahasiswa mengajukan surat keterangan akreditasi,” ujar Khoirul.
Selain itu, ia juga memaparkan beragam jenis layanan untuk mendukung para mahasiswa doktoral. Di antaranya, surat keterangan selesai studi, surat keterangan akreditasi, surat keterangan pindah sekolah anak, dan pengisian sasaran kerja pegawai (SKP) bagi mahasiswa Aparatur Sipil Negara.
Selain layanan tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan juga siap memberikan layanan lain sesuai kebutuhan studi mahasiswa. “Untuk meningkatkan pelayanan, tahun ini kami akan membangun aplikasi agar layanan dapat diakses secara digital dan lebih cepat”, ujarnya. Atase Pertahanan KBRI London Kolonel Faishal Ridlwan dan Koordinator Curhat Akademis Leeds Yoga Pratama juga turut menekankan pentingnya membangun jejaring di antara para mahasiswa doktoral. (Yohan Rubiyantoro)
London, 29 Maret 2022 — Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi, mengungkapkan KBRI London terus berkomitmen mendorong upaya kolaborasi riset antara Kerajaan Inggris dan Indonesia, terutama dalam menghadapi perubahan teknologi yang semakin cepat. “Kita harap, ke depan, akan semakin banyak riset-riset di universitas terkemuka di Inggris yang menyelesaikan persoalan-persoalan di Indonesia dan melibatkan mitra lokal. Dengan begitu, akan terjadi transfer pengetahuan yang saling menguntungkan antara kedua negara,” tutur Atdikbud Khairul saat dihubungi,Senin (28/3).
Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, melalui Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dan Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) mendukung penyelenggaraan lokakarya praktik atau hands-on workshop bertajuk Resilient Emergency Preparedness for Natural Disaster Response Through Operational Research (RESPOND-OR), Kamis (24/3) lalu, sebagai kelanjutan dari United Kingdom – Indonesia Sharing Session Webinar bertajuk serupa, awal bulan ini (1/3).
Penelitian RESPOND-OR telah menghasilkan sistem pengambilan keputusan atau Decision Support System (DSS) yang memiliki dua modul, yaitu assisted evacuation dan personnel routing and scheduling. Sebagai informasi, DSS merupakan program terkomputerisasi yang digunakan untuk membantu manusia dalam menentukan rencana aksi dan keputusan dalam suatu organisasi. DSS menyaring data dalam jumlah yang besar dan mengompilasi informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.
“DSS ini memberikan kemampuan kepada para pengambil keputusan untuk mencermati trade-off antara berbagai tujuan manajemen tanggap bencana, seperti pengurangan risiko, peningkatan efisiensi dan peningkatan keadilan dalam penanganan bencana,” ucap Prof. Juliana Sutanto, salah seorang peneliti.
RESPOND-OR merupakan riset kolaboratif yang diprakarsai dan dipimpin seorang profesor di Lancaster University, yaitu Konstantinos Zografos sebagai principal investigator bersama co-investigator Juliana Sutanto yang merupakan profesor sekaligus diaspora (orang perantauan) Indonesia di kampus tersebut. RESPOND-OR bekerja sama dengan sejumlah perguruan di Indonesia dan Sudan, antara lain: Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan University of Khartoum. RESPOND-OR didanai suatu konsili riset di Kerajaan Inggris, yaitu Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC), melalui Global Challenges Research Fund (GCRF).
Konstantinos menyatakan, “Di RESPOND-OR, kami mengembangkan dan menggunakan Operational Research Tools untuk memperkuat dasar pengambilan keputusan dalam penanganan bencana,” ucap Konstantinos. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak antara 4 lempeng tektonik, Benua Asia, Benua Australia, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
Diuraikan Atdikbud Khairul, penelitian ini didasari latar belakang yang sama antara kedua negara yang turut melaksanakan penelitian ini, yaitu Indonesia dan Sudan. “Indonesia, tentunya memiliki banyak risiko bencana akibat letak geografisnya, mulai dari gempa bumi, banjir, hingga gunung meletus. Hal serupa juga dialami oleh Sudan, di mana risiko bencana banjir sudah menjadi suatu kerisauan sejak lama,” jelas Khairul.
Versi terbaru DSS yang didemonstrasikan di hadapan para pemangku kepentingan di Indonesia, yang terdiri dari: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan RedR Indonesia. Diungkapkan Atdikbud Khairul, RESPOND-OR mendapatkan tanggapan positif mengenai potensi dari DSS untuk membantu proses pengambilan keputusan.
Disampaikan Euis Sunarti selaku profesor sekaligus perwakilan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT-PRB), bahwa penelitian ini akan sangat bermanfaat karena terjadinya bencana berdampak pada kehidupan setiap korbannya. Hal ini ia simpulkan dari tiga poin penting yang disampaikan pada presentasinya, yaitu: disaster affects poverty (bencana mempengaruhi kemiskinan); disaster affects the food security (bencana mempengaruhi ketahanan pangan); and disaster affects the welfare of the family (bencana mempengaruhi kesejahteraan keluarga).
“Harus dipahami juga bahwa perlu ada kolaborasi antara tiga aktor penting, yaitu penduduk (warga), pihak pemerintah, dan peneliti yang akan membuat rancangan serta rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan dan relevansi,” tutur Euis.
Juliana menekankan bahwa tujuan utama dari penelitian RESPOND-OR ini ialah untuk merancang sebuah sistem yang secara efektif dan efisien dapat lebih meningkatkan kesiapan badan penanggulangan bencana dalam menghadapi situasi bencana.*** (Atdikbud London/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)
Gambar: Stand Pameran Indonesia dalam Festival of Culture di University of Portsmouth, Inggris
Portsmouth, 9 Maret 2022– University of Portsmouth menyelenggarakan acara tahunan Festival of Cultures sebagai rangkaian acara Global Week 2022 yang diselenggarakan untuk memperkenalkan budaya dan kesenian dari negara-negara asal mahasiswa internasional di kampus tersebut. Event ke 12 tahun ini menjadi ajang pertukaran budaya, bahasa, seni, kerajinan, pariwisata, dan kuliner oleh para peserta dan pengunjung. Tidak ingin kehilangan kesempatan emas, beberapa mahasiswa Indonesia juga turut ambil bagian dalam perhelatan tersebut. Didukung oleh anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Portsmouth, diaspora Indonesia yang bermukim di sekitar Hampshire, serta dukungan materi pameran yang sangat mencukupi dari Kedutaaan Besar Republik Indonesia di London, stan Indonesia menjadi sangat meriah dan ramai kunjungan.
Pengunjung yang menghampiri stan Indonesia berkesempatan untuk memainkan alat musik angklung dan gendang sembari menyampaikan kekagumannya. Gambar-gambar keindahan pesona nusantara dipamerkan serta pengunjung dapat mengambil brosur tentang pariwisata Indonesia, majalah, buku cerita anak, dan suvenir cantik bernuansa wayang Jawa Tengah. Mereka juga dapat menikmati kudapan yang tersedia seperti permen kopi, kue lemper, bolu pandan, ketan nangka, dan berbagai macam kripik khas daerah. Hal ini tidak heran mengundang ketertarikan para pengunjung yang sangat antusias. Beberapa diantaranya secara serius menyampaikan ketertarikan untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan kunjungan wisata. Mereka secara khusus meminta masukan dan mengambil brosur yang dapat memberikan petunjuk rencana perjalanannya.
Gambar: Pengunjung Berkesempatan untuk Mencoba Alat Musik Tradisional dan Makanan Khas Indonesia.
Yang menarik dalam acara tersebut, beberapa kolega dari Afrika dan Asia baru menyadari bahwa produk Indonesia seperti Indomie dan Kopiko berasal dari Indonesia. Kolega dari Nigeria mengira produk tersebut asli dari Nigeria dan mereka dibesarkan dengan asupan mie instan tersebut namun baru menyadari setelah sekian tahun bahwa sebenarnya asalnya produk tersebut dari Indonesia. Tentu saja istilah Indo merujuk kepada Indonesia. Hal-hal tersebut menjadi topik menarik yang dapat menghangatkan suasa dan memperkenalkan khasanah ke-Indonesiaan di kota yang masih “asing” dari Indonesia. Total mahasiswa yang bersekolah di kampus ini hanya lima orang pada tahun 2022 ini, sehingga upaya untuk memperkenalkan Indonesia harus terus digencarkan. Secara khusus panitia penyelenggara dan pihak universitas menyampaikan apresiasinya untuk stan Indonesia. Mereka menilai upaya keras mahasiswa Indonesia untuk mendekatkan negara ini pada mahasiswa University of Portsmouth pada khususnya dan masyarakat Inggris di wilayah Hampshire pada umumnya. Tidak hanya di bidang seni, secara akademik University of Portsmouth juga telah menjalin kerjasama penelitian dengan beberapa universitas di Indonesia. Kedepannya diharapkan lebih banyak pelajar Indonesia yang dapat bersekolah di kampus ini sekaligus akademisi yang melakukan penelitian di Indonesia.
London, 23 Februari 2022 — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memiliki dua program mobilitas mahasiswa internasional yang merupakan bagian program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kedua program tersebut adalah Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk jalur sarjana dan Indonesian International Vocational Student Mobility Awards (IIVOSMA) untuk jalur vokasi.
“Melalui program mobilitas tersebut, mahasiswa Indonesia mendapat kesempatan untuk belajar selama satu semester di kampus-kampus terkemuka di dunia. Khusus jalur vokasi, mahasiswa diharapkan juga terpapar dengan lingkungan kerja industri di negara tujuan belajar,” tutur Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, Khairul Munadi, saat mengakhiri kunjungan kerjanya di University College Dublin (UCD), Kota Dublin, Irlandia pada Rabu (16/2).
“UCD siap dan berkomitmen kuat untuk mendukung suksesnya program IISMA dan IIVOSMA 2022. Mereka punya hubungan yang baik dengan industri,” tambahnya
Khairul mengungkapkan salah satu kampus terbaik di Irlandia, yaitu University College Dublin sangat antusias untuk menjalin kerja sama riset dengan perguruan tinggi dan institusi riset di Indonesia. “UCD juga berkomitmen kuat untuk menyukseskan program mobilitas mahasiswa, baik mahasiswa dari jalur sarjana maupun vokasi,” ungkap Khairul
Khairul menegaskan bahwa banyak peluang kerja sama yang dapat ditindaklanjuti dengan Irlandia. “Selain kerja sama riset, inovasi, dan akademik, terbuka juga peluang untuk mengenalkan kesenian dan kebudayaan Indonesia,” tutur Khairul.
Delegasi Atikbud KBRI London diterima oleh UCD Global Partnership Team, yang dipimpin Una Watkins. Dituturkan Una, “UCD juga memiliki pengalaman panjang dalam riset dan inovasi.”
“UCD memiliki peran kunci dalam ekosistem inovasi Irlandia, menjadi enabler pertumbuhan dan menjadi kontributor dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya. Kampus ini dilengkapi dengan innovation park, tempat berinteraksinya aktor-aktor inovasi,” imbuh Khairul.
“Harapannya, kampus-kampus atau institusi riset di tanah air dapat proaktif memanfaatkan peluang kerjasama dengan UCD,” harap Khairul.
Pada kesempatan terpisah, delegasi Atdikbud KBRI London juga bertemu dengan pengelola National Concert Hall (NCH), suatu balai kesenian Irlandia. Diterima oleh Chief Executive Officer (CEO) Robert Read, delegasi membicarakan beberapa inisiatif kerja sama pemajuan kebudayaan Indonesia, khususnya musik gamelan.
“NCH memiliki seperangkat gamelan lengkap, yang diberi nama Kiai Jati Roso. Gamelan ini dihibahkan Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tahun 2014, dan dikirimkan langsung dari Yogyakarta,” urai Khairul.
Seiring berjalannya waktu, Kiai Jati Roso kini semakin menghubungkan Indonesia dan Irlandia. “Banyak masyarakat lokal yang berminat belajar dan menikmati memainkan gamelan,” imbuh Khairul.
Di bawah kepimpinan Peter Moran, Ph.D, seorang intelektual dan pendidik musik, gamelan semakin dikenal luas di Irlandia. Grup yang dipimpin Peter sudah manggung di berbagai tempat, bahkan di Indonesia. “Geliat gamelan di Irlandia yang sempat terganggu karena pandemi, diharapkan segera berdenyut kembali. Semoga,” pungkas Atdikbud Khairul.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri Youtube: KEMENDIKBUD RI Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 80/sipers/A6/Il/2022